Dari beberapa diskusi saat saya bertemu dengan teman yang berprofesi
agen asuransi, rata-rata mereka menanyakan kepada saya bagaimana caranya
agar sukses di profesi tersebut. Sukses yang sering didefinisikan
adalah komisi ratusan juta per-bulan, bonus wisata keliling dunia,
mencapai kebebasan waktu, dan sebagainya. Saya menjawab mengapa tidak
bertanya kepada manager anda (yang tentunya sudah terbukti sukses)
bagaimana cara untuk sukses? Jawabnya adalah “kita tidak bisa
membandingkan dengan mereka, mereka tuh teman pengusahanya banyak,
daftar prospeknya orang-orang kaya semua, dan mereka tinggal diperumahan
elit, intinya kita berada didunia yang berbeda dengan mereka. Kalo saya
kan hanya lulusan diploma, anak orang biasa, teman saya pun rata-rata
juga orang-orang biasa,intinya market saya tidak potensial”
Apakah benar pendapat itu? Mari kita cari jawabnya bersama-sama.
Saya penasaran apakah benar pendapat teman saya itu. Langkah pertama
yang saya ambil untuk mencari jawabnya adalah dengan berkenalan dan
menemui seorang unit manager pada perusahaan asuransi ternama.
Perkenalan kami begitu singkat dengan alasan menemui adalah untuk ingin
tahu tentang produk-produk asuransi. Lalu kami berdiskusi
prinsip-prinsip dan cara menjual yang efektif serta efisien, kami juga
berdiskusi tentang prospek dunia asuransi secara global, perekonomian
dunia dan Indonesia, kenaikan harga cabe, film bioskop terbaru, kualitas
SDM Indonesia, dan banyak hal lain yang tentunya sangat menarik untuk
didiskusikan. Setelah menghabiskan waktu selama hampir 2 jam saya pamit
pulang. Anehnya, dia sama sekali tidak menanyakan apakah saya tertarik
dengan produk asuransinya. Dia hanya memberi kartu namanya dan menitip
pesan kepada saya untuk menjaga diri dan keluarga saya baik-baik. Sebuah
pesan singkat yang semula saya pikir klise dan tidak begitu bermakna
bagi saya.
Dalam perjalanan pulang saya lalu berpikir keras terletak dimana
kunci suksesnya, apa saja yang telah dia lakukan selama menekuni
profesinya, dan yang lebih penting adalah latar belakang keluarga dan
lingkungannya. Saya ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang kehidupan
dan kepribadiannya selain pengetahuan umumnya yang sangat luas.
Beberapa hari kemudian saya menelpon untuk membuat janji makan siang
bersama. Tanpa berpikir lama dia menjawab bahwa esoknya dia punya 2 jam
waktu bebas dan menerima ajakan makan siang saya. Dalam diskusi kami
yang kedua ini saya banyak berinisiatif untuk bertanya dan berusaha
memahami cara berpikirnya, mengetahui kehidupan pribadi dan
lingkungannya. Dari hasil dua pertemuan tersebut saya sedikit mengetahui
dan yakin bahwa pendapat teman saya tidak 100% benar. Unit Manager
(sebut saja Budi) tersebut benar-benar memahami prinsip-prinsip
kesuksesan. Dan secara tidak sadar, dia telah membagikannya kepada saya.
Sikap positif, punya impian besar, antusias, kerja keras+cerdas
adalah sesuatu hal umum yang sering disampaikan oleh motivator handal.
Bagi saya itu bukan rahasia lagi. Dan orang-orang sukses yang saya temui
rata-rata mempunyai sikap mental yang demikian. Mereka memang benar
menerapkan prinsip-prinsip kesuksesan ala motivator-motivator tersebut.
Tetapi ada sesuatu hal yang lain yang mungkin belum diungkap dan itu
menurut saya sangat pribadi. Berikut yang saya sampaikan mungkin dapat
menginspirasi kita semua, tidak hanya untuk seorang agen asuransi teman
saya saja.
Kekuatan Pribadi
Budi mampu menggunakan kekuatan individunya secara optimal. Budi
benar-benar memahami kekurangan dan keunggulannya secara pribadi. Budi
telah berhasil memilah-milah dan melejitkan potensi pribadinya dengan
luar biasa. Dia tahu bahwa dia adalah orang yang pemalu, tetapi disisi
lain dia adalah seorang suami dan ayah yang sangat sayang kepada
keluarga. Dan bagi saya sifat penyayangnya inilah kekuatan pribadinya
yang luar biasa. Dalam dua kali pertemuan dia berhasil mempengaruhi saya
secara mental dan spiritual akan pentingnya kebahagiaan keluarga.
Nilai-nilai yang disampaikan begitu dalam dan begitu membekas. Kekuatan
itulah yang membuat dia mempunyai personal leverage
yang lebih tinggi dari orang-orang yang seprofesi seperti dirinya, dan
secara tidak langsung berperan besar terhadap keputusan pembelian client
nya.
Kekuatan pribadinya yang lain adalah dia begitu fokus untuk melakukan
apa yang terbaik yang dia mampu. Secara implisit dia menyiratkan bahwa
dia adalah seorang tidak terlalu suka dengan kerja keras. Dia lebih suka
menghabiskan waktu bersama keluarganya daripada berlama-lama ditempat
kerja. Dalam buku the 80/20 Principle: The Secret to Success by Achieving More with Less,
Richard Kouch mengatakan bahwa kebanyakan dari kita hanya menggunakan
20 persen waktu kita dengan baik. Sisa yang 80 persen, biasanya
dihabiskan untuk aktivitas yang membuat sedikit perbedaan atas
kesuksesan kita secara keseluruhan. Tragedi kehidupan manusia terjadi
bukan karena tidak mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi karena gagal
menggunakan apa yang sebenarnya dimiliki. Kekuatan yang masih
tersembunyi itulah yang harus kita bebaskan.
Budi yang bekerja selama sekitar rata-rata 5 jam sehari telah
menemukan cara bagaimana menyusun sistem kerja untuk kegiatan yang
produktif lebih dari 20% dalam jam kerjanya. Dia mendelegasikan semua
pekerjaan yang dia tidak ahli didalamnya. Dia tahu bahwa bisa saja dia
mampu melakukan semua hal yang terkait dengan pekerjaannya, tetapi itu
tidak dilakukannya. Dia secara terus menerus mampu menentukan prioritas
terbaik untuk pekerjaan dan target pribadinya, untuk pekerjaan yang lain
dia delegasikan kepada rekan kerjanya yang lebih ahli.
Dekat dengan Pelanggan secara Unik
Budi secara menyakinkan telah membuat jarak yang dekat dengan
pelanggannya. Dia mempunyai database dari pelanggan, prospek yang dulu
menolak, dan calon prospeknya. Setiap hari ulang tahun pelanggannya,
perayaan hari keagamaan, pernikahan, tahun baru, Budi selalu ingin
menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat. Bagaimana caranya?
Ternyata dalam handphonenya tertanam aplikasi SMS Scheduler, yang secara
otomatis bisa mengirim pesan dalam bentuk SMS pada jam, hari tertentu
dengan dilakukan penyetingan yang tidak terlalu sulit. Sebuah ide yang
brilian
Khusus saat pelanggannya mengalami musibah, sebisa mungkin Budi akan
secara langsung membantu untuk meringankan beban daripada sekedar
mengirim SMS memberi ucapan turut bersedih. Dengan logat jawanya yang
kental Budi berkata: “Apabila client saya mengalami momen bahagia,
pasti ingin dibagi dengan orang-orang tercintanya, jadi dia tidak butuh
kehadiran saya, kirim sms saja sudah cukup. Tetapi apabila mereka
mengalami musibah saya ingin merasa bahwa sayalah salah seorang yang
bisa menguatkan mereka”
Untuk dekat dengan pelanggan, Budi selalu tidak berlebihan atau
mengesankan ada maksud tertentu ataupun pamrih. Dia cukup sedikit
meninggalkan kesan, tidak berusaha keras menanamkan kesan kepada
pelanggannya. Dan saya percaya bahwa sebagian besar pelanggan Budi
mempunyai kesan positif terhadap teman baru saya ini.
Kedekatan dengan pelanggan yang menurut saya unik adalah Budi tidak
memposisikan dirinya sebagai wakil dari perusahaan. Dia lebih
memposisikan dirinya adalah seperti pelanggannya. Apabila terdapat
kebijakan perusahaan yang dirasa merugikan hak pelanggan, dia turut
memperjuangkan dan berada diposisi pelanggan. Bahkan dia lebih suka
tidak memasang tanda pengenal di dada yang berlogo perusahaan tempat dia
bekerja ketika bertemu prospek untuk menyampaikan presentasi. Dia
berpendapat hal itu akan membuat kesan ada jarak diantara mereka. Tanpa
simbol-simbol tertentu prospek sudah tahu bahwa Budi adalah agen
asuransi tempat dimana dia kerja.
Mengalahkan Ketergantungan akan Waktu
Sebagai seorang manusia, Budi berusaha untuk tidak tergantung pada
waktu. Dia bercerita ketika awal menekuni profesi atau bisnis banyak
yang memfokuskan pada waktu. Budi tahu cara untuk mendapatkan manfaat
terbesar dari penggunaan waktu yang terbatas itu. Secara practical
Budi mencari terus mencari ide bagaimana caranya untuk tidak tergantung
pada waktu. Seorang konsultan bisnis, pajak, pengacara, dokter adalah
contoh konkretnya. Pendapatan mereka sangat berdasarkan waktu yang
mereka habiskan bersama klien atau pasien. Supporting leverage
yang tersedia untuk profesi seperti ini sangat terbatas. Untuk
mendapatkan penghasilan yang besar maka dibutuhkan jam kerja yang lebih
lama, alternatifnya adalah menaikkan imbalan atau fee. Tetapi ditengah
persaingan profesi tenaga ahli yang sedemikian ketat yang terjadi malah
perang harga…berlomba-lomba memotong fee demi mendapatkan client baru.
Budi lalu mencari cara agar bisnisnya bisa secara otomatis memberi
peluang pemasukan pendapatan pada saat dia tidak bekerja secara
langsung. Budi sadar bahwa jumlah temannya terbatas, dan dia harus
mencari teman-teman baru diluar lingkungannya agar dia bisa terus
memperluas networking-nya.
Untuk mengatasi keterbatasan dan ketergantungan atas waktu Budi
menemukan ide brilian. Dari hobbynya menulis, dia mempunyai situs blog
pribadi yang berisi tulisan-tulisannya tentang perencanaan keuangan,
nilai-nilai keluarga dan tulisan-tulisan lain yang sifatnya ringan dan
sedikit ada hubungannya dengan profesinya. Dia percaya untuk bisa
bertahan dia harus “melek” teknologi yaitu teknologi informasi. Dengan
bantuan internet dan orang lain yang sangat ahli dibidang internet dia
mendapatkan banyak teman baru dari seluruh dunia, tanpa dibatasi jarak,
ruang dan waktu. Orang lain bisa mengakses blognya 24 jam sehari,
dimanapun berada. Intinya ketergantungan akan waktu yang bisa membatasi
potensi penghasilan telah bisa dia kalahkan. Saat dia tidurpun dia telah
mendapat teman baru, yang berarti prospek baru untuk bisnisnya.
Dari berbagai macam kunci kesuksesan yang pernah dipublikasikan para
ahli kadang tidak bisa kita terapkan 100 persen. Saya pribadi percaya
kesuksesan itu bersifat sangat personal. Yang mungkin bisa kita tiru
adalah mungkin cara-cara sistematis, etos, dan standard kerjanya.
Tetapi menurut saya, kita harus menemukan kunci kesuksesan itu dengan
cara yang ada pada diri kita sendiri. Kunci itu sebenarnya ada di dalam
diri kita, yang kita perlukan adalah cara untuk membuka kotak
penyimpannya saja.
Mungkin masih banyak kunci sukses seorang Budi yang tidak saya tahu,
karena kami hanya bertemu dua kali. Tetapi, saya yakin kunci suksesnya
adalah bukan karena dia anak orang kaya, hidup di lingkungan orang kaya,
ataupun karena beda derajat dengan kita. Tapi lebih dari itu, saya
berpendapat Budi dengan caranya sendiri telah menemukan kunci suksesnya.
Tidak dengan cara-cara yang sulit dan saya yakin semua orang pasti bisa
sesukses dirinya.
Harapan saya apa yang saya sampaikan ini semoga bisa memberi manfaat dan perspektif lain tentang penyebab kegagalan dan kunci kesuksesan. Semoga………
sumber : http://primarycons.wordpress.com/2011/03/24/kisah-sukses-pribadi-seorang-agen-asuransi/
Gambar : prudentfamily.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar